Pengertian Hemp (Cannabis sativa L.) atau dikenal juga sebagai fumayin.
Menurut Oxford Dictionaries, hemp adalah tanaman ganja, terutama ketika
ditanam untuk seratnya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
hemp atau yang dalam bahasa Indonesia disebut rami merupakan tumbuhan
semak yang tingginya mencapai 1-3 m dengan panjang daun 7-15 cm, tepi
bergerigi dan lapisan bawah berbulu putih tebal. Bunganya berbentuk
malai kecil yang muncul pada ketiak daun
dimana bunga betina berada di atasnya dan bunga jantan berada di
bawahnya. Menurut Jim L. Bowyer (2001), Cannabis sativa L. adalah
tanaman herbal tahunan yang memiliki batang lurus dan tidak memiliki
cabang yang berongga. Cannabis sativa L. dapat tumbuh lebih dari 4-5
bulan dengan ketinggian 1-5 meter dan diameter 10-60 milimeter. Istilah
hemp merujuk pada serat yang dihasilkan oleh tanaman Cannabis sativa L.
dan sekaligus menjadi nama lain dari tanaman tersebut. Di Indonesia,
Cannabis sativa L. dikenal dengan istilah ganja. Pada dasarnya terdapat
perbedaan yang signifikan antara varietas Cannabis sativa L. dengan
ganja yang dikenal sebagai mariyuana. Perbedaan yang paling mendasar
adalah kandungan tetrahydrocannabinol dibawah 0.3 % sedangkan varietas
yang digunakan untuk marijuana memiliki kandungan tetrahydrocannabinol
antara 6-20% ( David West, 1998 ).
Kegunaan Bagian Tanaman Cannabis sativa L.
Cannabis sativa L. memiliki beberapa kegunaan yang dapat diambil dari
seratnya. Menurut Oxford Dictionaries, seratnya, yang diambil dari
batang, digunakan untuk membuat tali, layar, jala, kain, papan, perabot
rumah tangga, konstruksi, onderdil mobil, dan kertas. Bungkil biji
Cannabis sativa L. dapat digunakan dalam berbagai makanan, serta dapat
pula menjadi sumber protein alternatif. Minyak dari biji Cannabis sativa
L. yang hancur digunakan sebagai bahan dalam berbagai produk perawatan
tubuh dan suplemen gizi. Biji Cannabis sativa L. juga digunakan untuk
minyak industri, kosmetik, dan produk perawatan pribadi (Renee Johnson,
2010). Menurut Mari Kane, beberapa fungsi dasar dari tanaman Cannabis
sativa L., yaitu:
Biji Cannabis sativa L.
Penggunaan Cannabis sativa L. dalam industri makanan umumnya mengolah bagian biji dari tanaman Cannabis sativa L. .
Biji Utuh
Biji utuh Cannabis sativa L. mengandung protein sekitar 25%,
karbohidrat 30%, 15% serat larut, carotene, fosfor, kalium, magnesium,
belerang, kalsium, besi dan seng, serta vitamin E, C, B1, B2, B3, dan
B6. Biji utuh Cannabis sativa L. adalah salah satu sumber asam lemak
esensial dengan perbandingan sempurna 3 : 1 rasio Asam linoleat Omega-6
dan Omega-3, yang baik untuk sistem kekebalan tubuh. Ini juga merupakan
sumber yang baik Gamma Linoleic Acid (GLA).
Minyak Biji Cannabis sativa L.
Cannabis sativa L. mengandung minyak 30%, salah satu yang terendah
dalam kandungan lemak tak jenuh, sehingga baik untuk menurunkan kadar
kolesterol dan penguatan sistem cardiovascular. Minyak biji Cannabis
sativa L. memiliki rasa khas kacang. Olahan yang dapat dibuat dari biji
Cannabis sativa L. adalah: saus, mentega, bumbu dan pesto.
Pengolahan minyak biji Cannabis sativa L. dimulai dengan pengeringan
biji untuk mencegah bibit berkecambah. Biji Cannabis sativa L. yang
diimpor ke Amerika Serikat atau Kanada disterilisasi dalam panas 180oF
untuk mencegah penjamuran. Benih tersebut kemudian ditekan dan
dibotolkan dalam kondisi bebas oksigen. Minyak biji Cannabis sativa L.
sangat rapuh, tidak cocok untuk memasak, dan harus tetap didinginkan
dalam ruang yang gelap dan kedap udara.
Serat Cannabis sativa L.
Keunggulan dari serat Cannabis sativa L. adalah kekuatan dan daya tahan
yang tinggi . Serat rami mengandung sejumlah rendah lignin, yang
merupakan lem organic yang mengikat sel-sel tumbuhan, yang memungkinkan
untuk pemutihan serta tanpa menggunakan klorin. Dalam bentuk komposit,
ganja dua kali lebih kuat dibanding kayu. Semua produk yang dibuat
dengan serat Cannabis sativa L. bersifat biodegradable.
Serat Panjang
Diekstrak dari kulit batang, dan serat diregangkan dari seluruh batang
tanaman. Kandungan serat yang dimiliki meningkatkan kekuatan dan daya
tahan. Cannabis sativa L. dapat tumbuh hingga 15 kaki atau lebih,
sehingga sangat baik untuk produksi tekstil. Serat Cannabis sativa L.
juga memiliki kualitas insulatif yang memungkinkan kain yang diproduksi
dari Cannabis sativa L. mampu menjaga tubuh tetap dingin di musim panas
dan hangat di musim dingin dan material insulasi termal yang baik pada
pakaian. Serat panjang Cannabis sativa L. digunakan dalam pembuatan
benang, tali, kain, kertas, anyaman dan barang rumah tangga.
Serat Pendek
Serat pendek ( tow ), adalah serat Cannabis sativa L. sekunder.
Meskipun tidak sekuat serat panjang, serat pendek Cannabis sativa L.
masih superior dibanding serat lainnya. Tow diekstrak dari serat yang
panjang selama pros yang disebut "hackling," satu metode menyisir dan
memisahkan Hurd fiberfrom. Serat pendek yang digunakan untuk membuat
tekstil, non-woven anyaman, kertas, mendempul, badan mobil, bahan
bangunan dan barang rumah tangga.
Serat Batang ( Hurd )
Hurd adalah bahan kayu yang ditemukan di tengah batang Cannabis sativa
L. . Hurd ini kaya selulosa, yang bisa dibuat menjadi kertas kemasan dan
material bangunan, serta komposit untuk papan seluncur dan badan mobil.
Legalitas Cannabis sativa L.
Dalam Undang-Undang RI no. 35 tahun 2009 tentang narkotika, dicantumkan
bahwa ganja termasuk semua jenis tanaman ber genus Cannabis masuk
kedalam daftar narkotika golongan 1. Bunyi lampiran UU RI no. 35 tahun
2009 tersebut adalah “Tanaman ganja, semua tanaman genus Cannabis dan
semua bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan
tanaman ganja atau bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasis”.
Berdasarkan UU RI no. 35 tahun 2009 tersebut jelas tidak ada
pengecualian dalam bentuk apapun terhadap hasil olahan tanaman dengan
genus Cannabis, Dalam arti luas seluruh hasil olahan Cannabis sativa L.,
apapun bentuknya masuk ke dalam jenis narkotika dan penggunaanya hanya
diijinkan untuk kepentingan medis dengan pengaturan yang ketat.
Diambil dari Halaman Legalisasi Canabis Sativa L di Indonesia.